Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 04 Oktober 2010

Bom Marriot

29/09/2010 22:00

Liputan6.com, Jakarta: Markas Kepolisian Sektor Hamparan Perak di Deli Serdang, Sumatra Utara, diserang kelompok bersenjata tak dikenal sepekan silam. Tiga anggota polisi, Bripka Riswandi, Aiptu Baik Sinulingga, dan Aipda Deto Sutejo yang sedang bertugas tewas seketika diberondong peluru. Tak puas menembak kantor polisi dan seisinya dengan membabi buta, kelompok bersenjata ini membakar sebuah mobil polisi sebelum akhirnya kabur.

Dari pihak kepolisian, diperoleh keterangan pada saat itu ada empat personel sedang berjaga di Mapolsek. Satu anggota sedang berpatroli di depan, di depan ruang tahanan, dan di ruang kerja. Sementara 11 personel lainnya berpatroli di luar. Dari hasil uji balistik peluru polisi, ditemukan fakta senjata laras panjang AK-47, M-16, dan pistol otomatis FN  sebagai senjata para penyerang.

Tiga hari sebelumnya, Tim Detasemen Khusus 88 menggerebek lokasi persembunyian terduga pelaku perampokan Bank CIMB Niaga di Kota Rantang, Hamparan Perak. Hasilnya, dua terduga pelaku perampokan di Rantang tewas. Muncul dugaan bahwa kelompok bersenjata yang menyerang Mapolsek Hamparan Perak adalah kelompok yang sama dengan komplotan perampok yang menjarah Bank CIMB Niaga beberapa waktu lalu. 

Dua kegiatan kriminal ini diduga sudah direncanakan secara matang sebelumnya. Hasil penyelidikan polisi akhirnya menyebut perampokan bank dan juga penyerangan kantor polisi ini sebagai tindakan teroris karena sejumlah pemain lama kasus terorisme diduga menjadi dalang aksi teror di Medan tersebut.

Aksi kekerasan teroris di Indonesia punya catatan kisah yang cukup panjang. Pada Oktober 2002, bom bunuh diri menghantam Kuta, Bali. Dua tempat hiburan malam hancur, ratusan orang tewas, dan ratusan lainnya cidera. Setahun kemudian, tepatnya Agustus 2003, Hotel JW Marriot di Jakarta diguncang ledakan bom. Setidaknya 12 orang tewas dalam tragedi ini.

Teror masih terus berlanjut. September 2004, Kedutaan Besar Australia di Jakarta menjadi sasaran peledakan bom mobil. Tak tanggung-tanggung, bom tersebut membuat sembilan orang meregang nyawa. Bom kembali meledak di Kuta, Bali. Bom bunuh diri ini meledakkan dua kafe dan menyebabkan 22 orang tewas serta ratusan lainnya luka-luka pada Oktober 2005.

Teror bom terus berlanjut. Lagi-lagi Hotel JW Marriot di Jakarta kembali diserang ledakan bom bersama Hotel The Ritz Carlton pada Juli 2009. Korban tewas dilaporkan sembilan orang.

Tahun ini, aksi teror berlanjut di Medan, Sumatra Utara. Beberapa pentolan Jamaah Islamiyah yang salah satunya pernah terlibat dalam pemboman pusat perbelanjaan Atrium dan Hotel Marriot disebut-sebut sebagai otak aksi teror tersebut. Polisi pun terus menelusuri fakta lebih dalam dalang di balik teror ini.

Kota Tanjung Balai, di rumah Ustaz Ghazali, ahli bekam dan penulis buku, menjadi target penangkapan Densus 88 lantaran Ghazali diduga terlibat perampokan Bank CIMB Niaga di Medan. Dalam penggrebegan, dua orang tewas sementara Ghazali serta beberapa orang lainnya ditangkap.

Di rumah itu pula polisi menyita sejumlah senjata api. Kartini Panggabean, istri Ghazali, sempat diamankan di Kepolisian Resor Kota Tanjung Balai bersama bayinya selama sepekan hingga akhirnya dibebaskan.

Teroris pun melakukan aksi balasan dengan menyerang Mapolsek Hamparan Perak. Peristiwa yang terjadi selama sepekan ini di Hamparan Perak dan Tanjung Balai menyisakan kesedihan yang mendalam dari kedua pihak, termasuk dengan keluarga para terduga pelaku perampokan yang kini tidak lagi memiliki keluarga. Kendati demikian, upaya kepolisian memberantas aksi teror di Indonesia memang sudah menjadi tanggung jawab. Akankah aksi-aksi teror ini berakhir? (ASW/AYB)


Hadowh... Hadowh Maznyaaaaaaa....
Knapa kalian se'enak udel ng'bom2x tempat orang??
Emangnya situ pada bantuin ng'bangun gtu??
Ga kaaaannnnnn........!!! >.<